Serabi, Serabi! Siapa Beli?

on
Batavian Serabi

 

That was a nursery rhyme I once knew when I was a kid. It means ‘Serabi, Serabi! Who wants to buy?’ A line yelled by someone who was selling Serabi.

Anthony Bourdain of No Reservation loved Serabi so much when he was visiting Garut, West Java. The Serabi was delivered to him every morning by a man paddling a small wooden boat yelling, "Serabi, Serabi!" Bourdain refered to it as pancake, "I love the pancake man!" he proclaimed when the Serabi man was approaching.

I went to Jakarta Culinary Walks the other day–a cultural event held by JakartaWalks group–and I, too, loved the pancake lady there. Not to undervalue other Batavian culinary treasures taking part in that festival–Rujak Bebek, Fried Bean Sprout, Uduk Rice, Sengkulun, Talam Ebi, Bir Pletok, Ginger Coffee, Batavian Laksa, Batavian Noodle Soto, Kerak Telor–that were all oh-so-good, I had to say my heart set on Serabi. And Serabi was all that I can think of on the way home, even days after.

Surely you can refer Serabi as Indonesian pancake. It boasts the crispiness coming from rice flour, softness from wheat flour–sometimes combined with tapioca or sago flour–all the wonderful quality of coconut milk, the lightness brought by the yeast, blended altogether in the heavenly aroma of firewood and burning pottery. In this modern day, yeast is often replaced by baking soda or baking powder and metal pan substitutes the old pottery. However, it tastes way much better if cooked using pottery. Trust me on this. The crust will be perfect, the smell.. distinctively amazing. No metal pan can compete with it.

Serabi Pots

Serabi in Kinca Syrup
The kinca syrup, now we’re talking. Coconut sugar, coconut milk, pandan leaves, sometimes chopped durian or nangka will enrich the already very rich syrup. They also sometimes omit the coconut milk to give a lighter texture. Oh, the syrup is what binds everything together into a very comforting sweet delight! It even successfully made Bourdain think of his regular maple syrup as old and boring. I couldn’t help but agree though. I love maple syrup very much, but kinca is definitely something else.

So, there I was, joyfully nibbling Serabi by the Babakan Lake (Setu Babakan), while the Kecapi tree, Belimbing tree, and other local old trees were kindly sheltering my head from the mean Jakarta sun, the gentle wind was fooling around with the leaves and my scarf. I was thinking how amazing that I can renew my respect toward this messy city, with only a little help from a modest pleasure called: Serabi.

One Serabi Coming Up! Serabi Lady 

 
Recipe

There are so many Serabi recipes I’ve seen. I tried some of them, and I came to one conclusion: it will only be as good as it should be, if it is cooked using the pottery, that is small clay wok, not the modern pan. Of course the Serabi is still good, but I’m talking about rustic good that might not be able to compare with anything other than the rustic way itself.
So, use any recipe you can find, plenty of them on the net. For best result, use clay wok. If you live in southeastern asia area, you know where to find it.

Here, I gave you a recipe from a book written by Yasa Boga, titled Kue-Kue Indonesia. It has two recipes of Serabi. I picked the simpler one, yet rustic enough, because you use candle nut oil to grease the wok, taken from freshly grounded candle nuts.

Serabi
Source: Kue-Kue Indonesia by Yasa Boga

Ingredients:
250 gr rice flour
150 gr grated coconut from half of rather young coconut
1/2 tsp salt
600 ml light coconut milk
1-2 candle nuts, finely ground until it exctracts its natural oil, to grease the wok

Coconut Milk Sauce:
500 ml coconut milk from 1 coconut
200 gr coconut sugar
1/4 tsp salt
2 sheets pandan leaves, tear, tie up in one knot

Instruction:

  1. Mix together rice flour, grated coconut and salt with your bare hand, while pouring the coconut milk a little at a time, until all blended well. Beat the batter with your palm for about 10 to 15 minutes until the batter feels light and soft.
  2. Preheat the clay wok until very hot. Wrap the grounded candle nuts with a sheet of thin cloth, like muslin, and use it to grease the wok.
  3. Spoon 3-4 Tbsp of batter into the wok. Cook uncovered until it bubbles up and holes are formed on the surface. Cover the wok, continue cooking until done. Take out the cooked Serabi from wok. Serve with coconut milk sauce.
  4. Coconut milk sauce:
    Boil together coconut milk, coconut sugar, salt and pandan leaves while stirring it continuosly to prevent separation. When it reaches boiling point, turn off the heat and let it cool. Serve over anything!

23 Comments Add yours

  1. Marlin says:

    Wah jadi ngiler nih.

  2. retno says:

    Ngilerrr..liat serabinya!

  3. Yulia says:

    Seperti biasa, suka foto2nyaaa!!

  4. eliza says:

    kapan2 bahas kue ape ya Ri…kesukaan gue tuh πŸ˜€

  5. mona says:

    seperti biasa, entrynya bintang lima semua..:D

  6. Anthony says:

    Hello,

    Looks great! Thanks for sharing the recipe. My wife is from Jakarta. We live in Annandale, Virginia.

    Anthony

  7. nies says:

    halo mbak riana…
    baru dua-tiga bulan terakhir ini saya kenal blognya dr ncc
    wah..sukaaa banget…
    resep2nya…fotografinya….
    keep up the good work ya mbak…
    ditunggu resep2 berikutnya… (and the pictures also..)

  8. nies says:

    alow mbak riana…
    baru kenal dua-tiga bulan terakhir dg blognya…
    tapi langsung jatuh ahti…
    resep2nya….
    fotografinya…
    wah..keren buanged…..
    keep up the good work ya mbak…
    ditunggu postingan resep berikutnya (and the pictures also..)
    πŸ˜‰

  9. Rini says:

    ga pernah nemu lagi “original serabi betawi” yg lekkerrr. Dulu ada yg jual deket rumahnya mantan pacar. Serabi en kuuah nya bener2 beda ma yg dijual sekarang. Jadi kangen deh ma tuh serabi

  10. Rurie_W says:

    Duuh, mimpi doang kayaknya bisa pinter masak kayak si mbak ini. Lagian, fotonya keren-keren amat, belajar food photography dari mana sih? Aku nyolong resep-resepnya yaaaaaaaaaa…thanks a zillion!

  11. Rita says:

    MBA riana,
    mana tahan deh liat serabinya…ngiler ngeces tujuh turunan tujuh tanjakan…..dulu aku pernah makan serabi yg rasanya original dan enak bangetttt waktu kecil deket rumah nenek. tapi sekarang blm pernah nemu yg sampe gitu enaknya…abis modif rasa ini itu…aku ga begitu suka. Tapi liat gambar ini….haaaa, tangung jawab loh mbak…lagi puasa nih….hahahahaha

  12. nieniek says:

    Assalamu’alaikum…

    I’ve never seen this kind of serabi, he..he..ada kuahnya. Ternyata ada banyak jenis serabi di Indonesia….

  13. rinnchan says:

    Salam Riana,
    Di Malaysia juga ada sejenis kueh dipanggil Serabai..bukan serabi ya!..Bentuknya mirip serabi tapi biasanya di makan bersama kuah durian…Cuma tertanya-tanya apakah kedua-duanya ada persamaan atau cuma kebetulan namanya hampir serupa. Foto-foto masakan riana amat bagus sekali!!

  14. Mina says:

    MBa…kemana aja…udah laaaammmmmmaaaa sekali tdk di update ini dapurnya….saya udah kangennn de…
    tengkyu ya kahirnya dikau balik lagi…muaacchhh…

  15. aisha says:

    aku mau beli mbak serabinya…sebabnya tak mungkin kumembuatnya untuk saat ini..alatnya ndak punya..,
    setelah kulihat fotonya, jadi termotivasi mau coba bikin sendiri. Duh mbak..memang dikau inspirasiku ,Besok beli ah…oh ya mbak, gimana kalo coconut sugar diganti sugar biasa..sebabnya ndak ada yg jual disini>>>

    Hmm… ganti brown sugar aja. Kalo gak ada juga, ya sut, gula putih biasa juga bisa πŸ™‚ ———Riana

  16. aisha says:

    mbak riana (balik lagi :)…),sebagai alternative aku pake teflon yg pualingg kecil ,yg biasanya buat ceplok telor ,itu bisa ndak ya kira kira???makasih mbak sebelum dan sesudahnya… πŸ™‚

    Bisa, tapi ya gak ada angus-angusnya kayak pake wajan tanah liat. Dia akan rata aja seperti pancake. Aroma hangusnya juga gak ada. Yah, kalo untuk sekedar pengobat rindu, lumayan deh πŸ™‚ ———-Riana

  17. Debbie says:

    Riana, I love your blog!

  18. yossy says:

    halo riana,slm kenal, dapurnya cantik sekali, foto2 bikin ngiler nih..mampir yah

  19. Yana says:

    haii.. salam kenaal.. duuuww jadi semangat nih belajar masaknya kalo liat blog nya riana. hebat euy.. semoga resep riana semakin lengkap dan banyaak.. biar bisa tambah inspirasi ku nih.. Two Thumbs Up!!

  20. fatimah says:

    Assalamu’alaikum mbak riana…aku baru aja kenal mbak nih, abis baru liat blog nya..keren abiz euy blog-nya, foto2 makanannya tuh so art (wualah)…mbak aku contek resep serabinya ya..thank you..

  21. efrizal says:

    Assalamualaikum mbak,saya mau tanya berapa harga kuali serabi dan bisa tak d kirim ke batam……?
    hp 081536002302

    wah saya gak jualan bu, bisa browsing ke toko bahan kue kali ya… happy hunting! ———–Riana

  22. lady bug says:

    Halow,,
    ngomong2 mbak Riana pernah coba buat serabi sendiri pake resep ini ga? atau ada yang pernah coba dan berhasil?

    Soalnya di resep yg tertulis tidak ada sedikitpun bahan yang bisa menghasilkan serat2 di serabi seperti di foto yg dilampirkan.. jadi dari resepnya saja saya bisa bilang ga mungkin bisa jadi seperti foto. sori.

    hai Lady Bug, kamu pasti secantik kepik mungil itu ya πŸ™‚
    hehehe kamu betul baca resepnya, tapi kayaknya kamu gak baca postingnya secara keseluruhan. Fotonya foto serabi yang dijual ibu-ibu di festival Jakarta Culinary Walks sayangku, bukan yang aku buat. Foto serabi yang aku buat gak ada di sini, karena udah nyoba beberapa resep dan gak ambil fotonya.
    Kamu udah pernah nyoba bikin kue tradisional atau jajanan pasar? Kalau sudah pernah, tentunya kamu tau bahwa serat atau lubang pada kue tradisional, tidak melulu terbentuk oleh bahan, tapi juga oleh proses. Resep di atas mengharuskan kita menepuk-nepuk adonan selama 15 menit, proses ini akan memerangkap udara yang ketika dipanaskan akan menciptakan lubang-lubang pada kue dan membentuk serat. Contoh lainnya adalah resep carabikang yang juga tidak menggunakan bahan pengembang sama sekali, tapi mengharuskan adonan ditepuk-tepuk selama setengah jam nonstop. Hasilnya, serat semua πŸ™‚
    Resep ini berlubang dan berserat, walau gak sebanyak resep satunya lagi di buku Yasa Boga yang memakai telur dan baking powder. Ok?
    Jangan bosan mampir ya πŸ™‚ —-Riana

  23. Sofie says:

    Salam Mbak Riana,
    Saya mau bikin serabinya tapi agak bingung nih dengan komentar mbak yang di atas+petunjuk resepnya. Maksudnya mbak adonannya ditepuk-tepuk itu yang seperti apa ya? Apa boleh dideskripsikan lebih detil lagi? Tolong banget dong Mbak, soalnya mau bikinin buat perkenalan makanan Indonesia kepada orang dari negara lain.
    Terima kasih banget yah Mbak. Ditunggu jawabannya

    Ditepuk-tepuk dengan telapak tangan seperti menepuk pantat bayi, hehehe… Kalo males nepuknya, bisa digantikan dengan mikser kecepatan rendah. Sukses ya… ———-Riana

Leave a reply to mona Cancel reply